Sabtu, 28 September 2013

Korban Salah Sasaran Babak Belur Dihajar Oknum Polisi


Sabtu, 28 September 2013 14:13 WIB
Korban Salah Sasaran Babak Belur Dihajar Oknum Polisi
Net
Ilustrasi dikeroyok 
Laporan Wartawan Pos Kupang, Jumal Hauteas
TRIBUNNEWS.COM, KEFAMENANU - Mevi Dari (35) warga Dalahi, Kelurahan Benpasi, Kota Kefamenanu, Rabu (25/9/2013), sekitar pukul 23.00 Wita, menjadi korban salah sasar polisi yang sedang mencari warga yang terlibat perkelahian dengan oknum anggota polisi lainnya. Walau mengalami sejumlah luka, penganiayaan ini berakhir damai dengan uang Rp 150 ribu dari polisi.
Kepada Pos Kupang (Tribunnews.com Network) di Kantor Lakmas Cendana Wangi NTT, Jumat (27/9/2013), korban Mevi menuturkan, pada saat itu dia baru saja selesai melakukan penggalian sumur yang berjarak sekitar 100 meter dari rumahnya dan berjalan menuju ke rumah. Namun karena merasa hendak Buang Air Besar (BAB), Mevi langsung menuju ke kakus miliknya. Belum sempat membuang hajat, sejumlah anggota polisi menggedor pintu kakusnya dan meminta korban keluar. Korban kemudian langsung dianiaya tanpa mendapatkan penjelasan mengapa dirinya dianiaya.
Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kefamenanu untuk mendapatkan perawatan medis. Namun saat pihak keluarga meminta perawat untuk memperoleh rekaman visum dari dokter, perawat yang bertugas pada malam itu mengatakan hasil visum baru bisa diperoleh setelah mendapatkan izin dan korban harus didampingi polisi.
Kakak korban kemudian mengantar korban ke Polres TTU untuk melaporkan kasus penganiayaan tersebut dan sempat diambil keterangan untuk dibuatkan laporan polisi. Namun setelah mengetahui pelaku adalah anggota polisi berseragam lengkap pada malam itu, proses pemeriksaan diakhiri dan polisi menawarkan perdamaian dengan melakukan penggantian biaya perawatan medis yang dikeluarkan korban saat mendapatkan pertolongan medis di RSUD Kefamenanu, tiga kali lipat, yakni dari Rp 50 ribu menjadi Rp 150 ribu.
"Kami menerima permintaan perdamaian itu karena kami ini orang kecil yang tidak bisa berperkara dengan polisi. Kami juga datang melaporkan hal ini ke Lakmas karena merasa tidak aman dalam kondisi saat ini. Kami berharap polisi bisa bekerja dengan cara-cara yang lebih bermartabat dalam melayani masyarakat yang harus polisi ayomi," jelas Mevi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar